TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan, Winarno Tohir, menyatakan saat ini harga gabah kering giling (GKG) telah mencapai harga tertinggi. Tidak heran, harga beras di pasar ikut melonjak tinggi dan masih akan terus naik.
Harga GKG saat ini sebesar Rp 5.600 per kilogram. Padahal, bulan lalu, harga masih sekitar Rp 4.500-4.700. Kemudian naik lagi menjadi Rp 5.000 per kilogram pada pertengahan Januari. “Ini harga gabah tertinggi selama hidup,” kata Winarno ketika dihubungi Tempo, Senin, 30 Januari 2012.
Kenaikan harga ini disebabkan saat ini mulai memasuki musim paceklik dan tidak ada panen sehingga pasokan dan permintaan menjadi terganggu. Ia memperkirakan, hingga akhir Februari, harga masih akan naik dan baru turun memasuki Maret mendatang atau saat panen raya dimulai.
Winarno melanjutkan, produksi padi secara keseluruhan saat musim panen raya nanti bisa meningkat asalkan pemerintah mampu mengantisipasi secara cepat potensi kegagalan panen petani. Selain itu, masalah utama terkait produksi padi adalah cuaca mendung dan angin yang sedang kencang. “Kalau penanganan tepat dan cepat, panen musim panen nanti mungkin bisa mencapai 39 juta GKG,” ujarnya.
Harga beras terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan per tanggal 27 Januari 2012, harga beras medium sebesar Rp 8.067 per kilogram. Harga tersebut mengalami kenaikan tipis dibanding pekan lalu sebesar Rp 8.041 per kilogram. Dan pada 18 Januari terpantau harga Rp 8.020 per kilogram.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan kenaikan harga pasar yang melonjak tinggi akhir-akhir ini disebabkan permainan para pedagang. Hal ini diperparah oleh kondisi sekarang ini yang sedang masuk musim paceklik. “Kalau musim paceklik memang sebenarnya pedagang yang bermain,” kata Suswono.
Sebenarnya, beras di pasaran telah banyak dikuasai pedagang, yang dicurigai ikut menaikkan harga. Padahal pasokan beras diyakini masih mencukupi kebutuhan masyarakat dan bisa menahan laju harga beras. “Coba cek ke pasar tradisional, tanya suplai lancar atau tidak. Suplai lancar, tapi harga naik,” ujarnya.
Meskipun begitu, kenaikan harga beras tidak akan berlangsung lama. Harga beras dipastikan kembali turun pada Februari mendatang seiring panen raya. Panen raya akan segera terjadi di akhir bulan Februari hingga April. Selama tiga bulan tersebut, Suswono berharap Bulog dapat melakukan penyerapan secara optimal.
Agar harga beras di tingkat petani tidak jatuh terlalu jauh, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan penyesuaian harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras yang baru dikeluarkan pada Februari mendatang.
Dengan adanya penyesuaian HPP gabah dan beras, diharapkan Bulog dapat mengoptimalkan penyerapan tersebut nantinya. “Mudah-mudahan bisa gunakan HPP baru. Karena saat ini harga pasar sudah sangat tinggi, jadi memang harus ada penyesuaian,” katanya.